Muak
Teriakku malam ini
Aku benci dengan resah
Diamku pagi ini
Aku sendiri ...
Sepi ...
Di depanku
Ada cerangai dusta mencabikiku
Makan aku ! bila memang kau masih lapar !
Di sisiku
Ada anum menyeringai mengelusku
Mengapa tak kau jilatkan lidahmu ke wajahku sekalian ... ?!
Penat ...
Muak ...
Aku muntah ...
Di langit ...
Ada sayap sayap melukis ingatan
Berjelaga seperti rayuan bidadari
Mengirimkan titah sabda pandita ratu
Untukku mengerti tentang jati diri
Antara rahim dan pusara
Waktu sebelum musim ke dua
Seduhkan aku secangkir teh
Maka kan ku tuangkan untukmu segelas madu
Agar muntahku kembali kutelan
Sebelum terlanjur,aku membuat kalian pamitan
Atau ...
Kan kubiarkan muntahku keluar.
Aku benci dengan resah
Diamku pagi ini
Aku sendiri ...
Sepi ...
Di depanku
Ada cerangai dusta mencabikiku
Makan aku ! bila memang kau masih lapar !
Di sisiku
Ada anum menyeringai mengelusku
Mengapa tak kau jilatkan lidahmu ke wajahku sekalian ... ?!
Penat ...
Muak ...
Aku muntah ...
Di langit ...
Ada sayap sayap melukis ingatan
Berjelaga seperti rayuan bidadari
Mengirimkan titah sabda pandita ratu
Untukku mengerti tentang jati diri
Antara rahim dan pusara
Waktu sebelum musim ke dua
Seduhkan aku secangkir teh
Maka kan ku tuangkan untukmu segelas madu
Agar muntahku kembali kutelan
Sebelum terlanjur,aku membuat kalian pamitan
Atau ...
Kan kubiarkan muntahku keluar.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home